Berdoa ketika hujan turun
Dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha,
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى
الْمَطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya
hujan, beliau mengucapkan, ‘Allahumma shoyyiban nafi’an (Ya Allah,
turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat).’” (HR. Bukhari, no. 1032)
Ibnu Baththal mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk
berdoa ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah,
begitu pula semakin banyak manfaatnya.” (Syarh Al-Bukhari, Ibnu
Baththal, 5: 18, Asy-Syamilah)
Turun hujan adalah waktu mustajab untuk berdoa
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ
المَطَرِ
“Dua doa yang tidak akan ditolak: doa ketika azan dan doa
ketika ketika hujan turun.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi; Syaikh Al-Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan; lihat Shahihul Jami’,
no. 3078)
Doa ketika hujan lebat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat
pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebat,
beliau memohon kepada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى
الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ
الشَّجَرِ
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal
aakami wal jibaali, wazh zhiraabi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari (Ya
Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah,
turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah,
dan tempat tumbuhnya pepohonan).” (HR. Bukhari, no. 1014)